Di tahun 1983, Honda, Yamaha & Suzuki mengguncang pasar dunia roda 2 dengan motor bermesin Turbocharger yang punya teknologi & detail fantastis dieranya. Honda memulai kelas Turbo produksi masal ini bareng CX500, kemudian dijawab Yamaha dengan XJ650 Seca Turbo, dibalas lagi sama Honda pakai CX650 Turbo, dan akhirnya dibikin anti kimaks lewat kehadiran Suzuki XN85 Turbo yang nyeleneh. Sahut-sahutan pabrikan asal Jepang merilis motor Turbo ini kemudian kita kenal dengan era Japanese Turbo War – atau perang motor Turbo dari Jepang.
Sayangnya, konsep ini belum bisa diterima oleh konsumen yang ternyata lebih menyukai moge Naturally Aspirated berkapasitas besar – dibanding alternatifnya yang berteknologi Turbo. Moge NA itu lebih murah, lebih ringan, lebih lincah, lebih simpel, lebih unggul soal efisiensi, dan nggak kalah juga soal performa dan angka horsepower. So, ngapain beli motor Turbo yang jauh lebih ribet dan tanpa benefit yang berarti?
Well, pertanyaan tadi berlaku – kecuali buat motor turbo dari Kawasaki yang satu ini… Which is punya konsep yang berbeda dibanding 3 pesaing dari Honda, Yamaha & Suzuki.

Hal pertama yang bikin motor Turbo Kawasaki ini beda dari yang lainnya adalah basis motor yang digunakan. Yamaha & Suzuki bikin motor turbo bermodal moge 650cc 4-silinder, Honda sedikit punya keunggulan dengan pakai basis motor bermesin 4-valve dan pendingin radiator, tapi sayangnya konfigurasi mesinnya V-Twin dan lebih ditujukan buat tipe tourer.
Nah, saat Kawasaki memulai project motor ini pada akhir 70-an, mereka juga sebenarnya memanfaatkan basis milik KZ650 yang bermesin 650cc 4-silinder. Tapi setelah 1 tahun masa development, geng ijo nyadar kemudian seakan bilang:
“Hang on a minute, kalau kita bikin pakai basis Z650, terus bakal samaan lemot dong kayak yang lain? Apa-apaan ini!” dan karena Kawasaki paling ogah dicap pabrikan ngikut-ngikut jejak orang lain… Setahun berselang, konsepnya langsung diganti.

Sebagai gantinya, Kawasaki merombak total mesin KZ650 dengan piston lebih besar, kruk as & setang piston lebih kuat, durasi camshaft yang lebih advanced, ditambah limiter RPM yang lebih besar. Simsalabim, jadilah mesin baru yang berkapasitas 738cc, alias masuk ke kelas moge 750cc. Nah tuning mesin yang versi advancednya bakal jadi basis mesin Turbocharger geng-ijo… Sementara yang versi standardnya juga ada, dirilis dengan nama GPZ750. Sekali development bisa dapet 2 versi motor sekaligus, lumayan kan?
Versi standarnya yang bernama GPZ750 dirilis lebih dulu ditahun 1982, sementara yang pakai Turbo harus menerima test yang jauh lebih ekstrim sehingga momen perilisannya molor lumayan lama. Tepat di bulan April 1983, geng-ijo secara diam-diam mengundang jurnalis untuk mencicipi motor Turbonya di sirkuit Salzburgring, Austria. Motor tersebut awalnya punya nama Kawasaki 750 Turbo, simple banget. Tapi seiring berjalannya waktu, 750 Turbo ini juga sering disebut dengan nama GPZ750 Turbo atau ZX750 Turbo… Disini kita panggil pakai nama ZX Turbo, biar rada modern dikit.
ZX750 Turbo ini punya detail yang simple banget. Desainnya pakai full fairing yang terinspirasi dari project GPZ900R, sasisnya diambil dari GPZ750 standar, plus semua setting suspensinya dibuat lebih kaku & rake suspensi depannya dibikin lebih selonjoran untuk menjaga kestabilan dikecepatan tinggi sewaktu diboost Turbocharger. Beda dari Seca Turbo, ergonomic ZX750 Turbo ini dibuat tanpa kompromi sedikitpun, pokona superbike full fairing drag-racers paten nggeus ieu mah!
Meskipun diperkenalkan sejak 1983, tapi Kawasaki baru menjual motor ini secara resmi sebagai unit 1984. Karena beda dari Suzuki yang kesannya dikejar deadline, Kawasaki harus menyempurnakan delivery power & durability mesin 4 silindernya dari boost Turbocharger.
Terus, gimana soal mesinnya Kang? Well, tadi sudah sedikit saya jelaskan diawal kalau ZX750 Turbo ini pakai basis mesin yang identik dengan versi non-turbonya, GPZ750. Tapi nggak kayak Z1R-TC yang super bar-bar – karena ZX750 Turbo ini dijual secara masal dan ada garansinya – otomatis geng-ijo kudu memperkuat part internal mesinnya… Sama kayak yang dilakukan Honda, Yamaha & Suzuki. Ya iyalah, kalo dibiarin kayak Z1R-TC yang ada malah bakal rugi ngurusin klaim garansi.
Bedanya dari 3 pabrikan Jepang tadi, Kawasaki benar-benar memperhatikan seluruh detail yang ada di motor ini. Sebagai pemasok Turbocharger, Kawasaki menggandeng Hitachi untuk membuat turbo mungil berdiameter inlet 47mm. Boost pressure maksimumnya diset di angka 10,5 – 11,2 Psi sebelum wastegate terbuka. Ini lebih gede lho dibanding duet Seca Turbo & XN85 Turbo. Dan karena mesinnya pakai 4 silinder dibanding Honda yang masih pakai V-Twin, otomatis manifold pressure ZX750 Turbo ini juga jauh lebih besar dibanding CX Turbo.
Kemudian belajar dari kesalahan motor turbo 4 silinder sebelumnya yang menempatkan Turbo dibelakang silinder, Kawasaki melakukan terobosan brilian dengan menempatkan turbonya persis di area header knalpot. Otomatis, turbo bisa langsung mendapat pendinginan dari depan, sekaligus juga lebih cepat spooling karena jarak antara port exhaust & unit turbo itu deket banget.
Nah, ini nih inovasi yang nantinya dipakai di hampir seluruh motor custom Turbocharger di dunia. Lihat aja, motor turbo manapun yang bermesin single sampai inline 4, pasti unit turbonya dipasang disitu kan?
Kemudian Kawasaki juga sudah menggunakan electronic fuel-injection besutan Mikuni, sehingga respon throttlenya nggak lambat kayak Seca Turbo. Dan ditambah dengan penempatan turbo yang oke punya, kapasitas mesin lebih besar, sekaligus tuning mesin yang mumpuni, Kawasaki ZX750 Turbo ini sukses menjadi motor turbocharger yang paling minim masalah Turbo Lag – sekaligus yang paling sangar soal sensasi boost Turbocharger dibanding trio Jepang lainnya.
Yang lebih gokilnya, Kawasaki ini bukan numa nyubit ketiga kompetitornya lewat sisi detail mesin dan turbonya doang. Tapi ada hal lain yang bikin ZX750 Turbo ini sering disebut sebagai yang terbaik dari era Perang Turbo Jepang. Mau tau apa alasannya? Ya, jawabannya itu ada di basic konsep ZX Turbo ini sendiri.
Motor ini bukan datang sebagai corporate statement kayak Honda CX Turbo yang berbekal teknologi alien khas ala Honda. Motor ini juga nggak kayak Yamaha Seca Turbo yang lebih kelihatan sebagai jawaban untuk Honda, bukan untuk konsumen. Dan pastinya, ZX Turbo ini juga bukan kayak Suzuki XN85 Turbo yang setengah-setengah didevelop supaya nggak ketinggalan hype saat itu. Kawasaki ZX750 Turbo ini datang sebagai penerus Z1R-TC, sebagai motor yang menawarkan sensasi performa liar dan excitement yang tinggi.
That’s it! Simpel kan? Tapi ya memang begitu harusnya esensi motor bermesin Turbocharger.
Kawasaki ZX750 Turbo diklaim mampu memuntahkan power maksimum hingga 112 HP – dan torsi yang hampir menyentuh angka 100 Nm. Itu artinya, klaim power motor ini jauh lebih gede dari CX650 Turbo, Seca Turbo, CX500 Turbo, apalagi XN85 Turbo. Heck, bahkan klaim powernya nggak jauh beda dari GPZ1100 yang levelnya 2 kelas lebih tinggi. Dan yang lebih ngerinya lagi, ZX750 Turbo ini bukan cuma ngandelin spek brosur doang.
Oke, ZX750 Turbo ini memang bukan yang paling dahsyat buat ikut balapan sirkuit… Tapi menurut reviewer yang mengetes motor ini langsung, ZX750 Turbo mampu mempermalukan kelas superbike 1000cc saat diadu di trek drag race. Berdasarkan test, timing waktu tercepat yang diraih ZX Turbo ini mampu tembus 10,71 detik di track 402m – oleh Jay Gleason, maestro dragster Amerika. Saking kencengnya, bahkan jurnalis pun bisa tembus 11,2 detik pakai motor standar ting-ting… Catatan waktu yang sama persis kayak GPZ1100 sewaktu digeber tester professional.
And that’s my friend, efek turbocharger dalam arti yang sesungguhnya. Kalau Honda, Yamaha & Suzuki gagal bikin motor turbo yang punya level performa lebih baik dari kelas 750cc-900cc naturally aspirated, Kawasaki malah berani menantang performa kelas 1000cc keatas.

Hasilnya, meskipun motor turbocharger dinilai sudah nggak diminati konsumen saat itu karena harganya ketinggian, teknologinya kecanggihan, dengan performa yang nggak seberapa… Tapi Kawasaki ZX750 Turbo ini masih mampu dijual lebih dari 3.500 unit dipasar Amerika Serikat. Gokilnya, rata-rata yang beli justru memodifikasi settingan turbo wastegatenya, sehingga konon saat itu powernya mampu mengimbangi output power Z1R-TC sekalipun!
Nah kan, konsep dari Z1R-TC ke ZX750 Turbo mungkin berubah jadi lebih kalem… Tapi yang beli tetep aja masih sama level bar-barnya, wkwkwkwk.
SPESIFIKASI KAWASAKI ZX750 TURBO
Manufaktur : Kawasaki Motor Co. (Part of KHI)
Model : ZX750E
Tahun Pembuatan : 1983-1985
Engine : 4-Tak, Inline-4, DOHC 8-Valve, Air + Oil Cooled, Hitachi HT-10B Turbocharger
Bore x Stroke : 66 x 54 mm
Kapasitas Silinder : 738 cc
Rasio Kompresi : 7.8 : 1
Boost Pressure : 10,5 – 11,2 Psi
Sistem Penyuplai BBM : Mikuni Fuel Injection, 30mm Throtle Body
Transmisi : 5-Speed Manual Gearbox, Chain Drive
Max Power : 112 HP @ 9.000 RPM
Max Torsi : 99,1 Nm @ 6.500 RPM
Chassis : Diamond Steel Double Cradle
Berat Isi : 241 Kg
Kapasitas Tangki BBM : 18 Liter
Suspensi Depan : 37mm Telescopic (Anti-Dive) Fork, Adjustable
Suspensi Belakang : Monoshock Uni-trak
Rem Depan : 2 x Cakram Hidrolik, Disc 280mm
Rem Belakang : Cakram Hidrolik, Disc 270mm
Ban Depan : 110/90 – V18
Ban Belakang : 130/80 – V18
Tapi, ada yang bikin ngeselin. Meskipun konsep dan performanya ini menurut saya jadi yang terbaik dibanding Turbo Jepang lainnya, motor turbo tetap nggak mampu melawan luar biasa cepatnya pengembangan moge bermesin Naturally Aspirated saat memasuki era 80-an. Soalnya, cuma beberapa bulan pasca perilisan ZX750 Turbo, Kawasaki juga punya jagoan anyar untuk menggantikan posisi GPZ750 non-turbo.
Nah, motor inilah yang sekaligus juga mengubur harapan ZX750 Turbo untuk bisa terjual lebih banyak. Apalagi, superbike terbaru Kawasaki yang bermesin Naturally Aspirated tersebut punya konsep yang luar biasa advanced dari sisi desain, performa, dan teknologi yang dipakai.
ZX750 Turbo bisa apa coba? Nah, itu dia yang bikin perjalanan ZX Turbo ini sangat singkat, cuma dijual dari tahun 1984-1985. Motor ini kalah saing dengan jagoan Naturally Aspirated terbaru dari Kawasaki.
Konsep superbike forced-induction ini mati suri sampai 3 dekade lamanya. Sampai nantinya kembali dihidupkan lagi oleh Ninja H2, meskipun kalau di H2 ini pakai Supercharger ya, bukan Turbo. Dan ya! Kalau dipikir-pikir, ternyata lucu juga ya… Kawasaki yang memulai, Kawasaki yang bilang istirahat, dan endingnya, Kawasaki juga yang memulainya kembali.
Oiya, tau nggak apa nama Superbike Naturally Aspirated Kawasaki yang secara nggak langsung menghentikan perjalanan ZX750 Turbo? Ya, Superbike yang saya maksud tadi, adalah Kawasaki GPZ900R, atau yang juga kita kenal sebagai Kawasaki Ninja pertama di dunia.
Daripada nonton launching motor kawasaki zx25r yg blm bisa kebeli, lebih menghibur baca artikel kawasaki turbo ini wkwkw…
Sip kang lanjutkan brojolin artikel lainnya…
acara launching zx25r nya kayak murahan gitu, maksudnya cara shoot anglenya, raut mukanya, cara ngomongnya, beda klo liat launching handphone atau mobil mahal.
Bahas zx25r kang …
Atau bikin lanjutan balada sport 250cc versi 2 kayanya asik kang
Konnichiwa…
Eno Sama…
Bang, lanjutin ke era h2 dong.. Perkembangan teknologinya udah kek gimana dibanding mbah mbahnya ini.. 🙏🏼
Bang, lanjutin ke era h2 dong.. Perkembangan teknologinya udah kek gimana dibanding mbah mbahnya ini.. 🙏🏼