Bagaimana Honda RC116 Jadi Pembunuh 2-Tak yang Efisien

Dari tahun jebot, kita sudah dikasih rumus menaikkan performa secara simpel yang bunyinya begini: makin gede tenaganya, makin ringan bobotnya, makin kenceng motornya. Buat yang belum pernah denger, yang tadi adalah rumus weight reduction, atau pengurangan bobot untuk menaikkan performa.

Beberapa menanggapi ini secara serius. Itu alasannya saat ini banyak bertebaran sparepart super ringan dari material super eksotis yang super enteng, super kuat, tapi sekaligus super mahal juga. Forged Alumunium, Magnesium, Titanium, Carbon Composite, semua ada… Tinggal siapkan saja duitnya.

Beberapa ada juga yang menanggapi ini secara simpel, contohnya seperti lepas spion, trondolin body motor, plus mencopot beberapa bagian yang nggak perlu. Trik ini sudah ada dari jaman keemasan Scrambler dulu kala dan masih dipakai sampai sekarang.

Dan terakhir, ada juga trik yang paling konyol seperti potong velg, potong sasis, potong swingarm, sampai yang paling nggak habis thinking seperti lepas semua part pengereman di motor.

Tapi yang paling sukses mengombinasikan 2 cara serius dan konyol tadi, pastinya cuma pabrikan yang satu ini. Yap, Honda.

Honda RC112

Honda RC112

Ngomongin soal kegokilan, kita tentunya juga nggak boleh ngelupain Honda. Dan bahas kegokilan mereka itu nggak perlu jauh-jauh sampai ke teknikal detail dsb… Bahkan konsep motor balap 4-Tak mereka yang menantang motor 2-Tak di era keemasan itu aslinya sudah mind-blowing banget.

Jaman sekarang aja dengan teknologi yang sebegitu canggihnya, mesin 4-Tak naturally aspirated pasti bakal kesusahan melawan power mesin 2-Tak di kapasitas mesin yang sama. Apalagi kalau saya tambahin teknologinya juga harus sama, makin parah aja jadinya.

Honda RC112

Yap, seperti yang sudah kalian ketahui – buat mempertahankan image perusahaan – Soichiro Honda alias sang founder Honda kasih order ke engineer mereka untuk mempertahankan mesin 4-Tak di balapan GrandPrix. Do’i juga yang punya ide gendeng buat lawan mesin 2-Tak dengan putaran mesin yang super tinggi, bahkan kadang harus lebih dari 20 ribu RPM.

Caranya? Yap, dengan menambah jumlah silinder motornya! Soalnya dengan langkah stroke lebih pendek, plus internal part mengecil signifikan, Honda bukan cuma sukses membuat motor yang mampu melengking sampai 20.000 RPM, tapi sekaligus motor balap yang punya daya tahan tinggi.

Problemnya, buat kelas 250 atau 350cc, metode ini mungkin nggak terlalu bikin pusing. Tapi dikelas 50cc? Nah ini dia biang masalahnya. Kalau mau bikin motor 2 silinder, itu artinya kapasitas per silindernya bakal cuma 25cc! Dan karena ini motor 4-Tak – which is jauh lebih kompleks dari 2-Tak – kalian tentu kebayang kan bakal sekecil apa itu ukuran part mesinnya?

Tapi karena yang kita omongin ini Soichiro Honda, nggak peduli seberapa susah proses produksinya, mereka tetap gaspol terus!

Project awal Honda bikin motor 25cc per silinder ini bernama RC112, dan dijadwalkan buat ikut musim perdana GP50 di tahun 1962. Tapi karena kompleksnya prototype mesin ini, Honda baru bisa memamerkan jagoan terbarunya di seri penutup musim 62, di Suzuka, Jepang.

Dan seperti yang bisa ditebak, di race tadi, Honda dibantai habis-habisan sama Suzuki RM62 Ernst Degner & Kreidler-Florett Hans-Georg Anscheidt yang pakai mesin 2-Tak silinder jomblo.

3 comments

  1. absen dulu….

    seperti ini yg generasi lawas suka, blog nggak disalip vlog

    enakkan baca daripada nonton

Silahkan Berikan Komentar Brosist yaa ....