Yamaha Aerox 155 Connected

This is it! Motor baru dari Yamaha yang sudah ditunggu-tunggu oleh generasi muda. Generasi muda yang berduit, atau yang orang tuanya berduit pastinya. Please welcome, All-New Yamaha Aerox 155 VVA – yang sekarang namanya ada tambahan Connected.

Kenapa disebut All-New, well, karena selain ada rombakan dibagian body yang kita bahas nanti, generasi kedua Aerox 155 ini juga mendapat upgrade mesin ringan berupa kenaikan rasio kompresi jadi lebih padat, lebih panas, tapi jelas lebih efisien. Spek mesinnya sama persis kayak punya NMAX terbaru. Alhasil, powernya juga ada sedikit peningkatan dari yang sebelumnya 14,7 HP jadi 15,1 HP.

Sisanya sama aja seperti versi lawas. Kelebihannya sama, kaki-kakinya tetap seksi, dimensinya tetap lebar, dan posisi ridingnya tetap sporty mirip matic standar – nggak bikin ngantuk kayak matic lansia, om-om senang & emak-emak sosialita… Atau yang mungkin lebih kalian kenal dengan nama Maxi Scooter 150cc.

Sementara kekurangannya juga (sayangnya) sama aja, belum ada cakram belakang, dan belum ada tambahan fitur start stop system + suspensi sub tank yang lumayan nyaman di versi standard. So yaaaahh, kalau kalian mau suspensi model tabung ini harus keluarin duit tambahan buat beli yang ABS (S-Version). Kalau cuma mampu beli yang versi standard berarti selamat menikmati shock keras ala Yamaha.

Kemudian ada juga sedikit rombakan di desain, yang ternyata banyak bikin perdebatan dikalangan netizen. Ada yang bilang mirip Vario lah, inilah, itulah, ya whatever sih… Tergantung selera. Kalau menurut saya desainnya masih lumayan kok… Lumayan kalo dibanding rombakan desain All-New Vixion atau Mio S lho ya.

Disini Yamaha kelihatan pengen bikin Aerox 155 Connected kelihatan lebih slim, lebih simpel, dengan memakai model reflektor lebih lebar dibanding versi lawas. Tapi kalo dari belakang, stoplamp nya Aerox emang selalu juara euy! Sayang itu lampu sein masih aja menjijikan.

Yamaha juga sedikit memperbaiki kekurangan di Aerox 155 lawas, contohnya kayak mengganti tangkinya dengan kapasitas yang sedikit lebih banyak (5,5L vs 4,6L), model speedometer digital terbaru dengan kontrol switch di dekat handle rem, plus tambahan fitur Yamaha Connected.

Eh bentar, ini dikasih fitur connected buat apaan gitu? Biar kelihatan kayak matic kekinian dimata anak muda gitu? Jadi kenaikan harga sekitar Rp. 700 ribuan di versi standar cuma buat update fitur ginian doang? Bukannya lebih baik naikin sejuta atau sejuta setengah sekalian terus dikasih cakram belakang & suspensi tabung? Bukannya ini tagline produknya sport scooter ya? Dengan power-to-weight-ratio terbaik dikelasnya ya?

“with great power, comes great responsibility?”

Uncle Ben

Saya ngerti kenapa Yamaha kasih refreshment ke Aerox 155, lagipula mereka juga memperbaiki beberapa poin minus… Seperti tangki bensin misalnya. Dan kita harus fair, itu hal yang bagus lho – soalnya mereka mendengarkan masukan dari kita-kita. Tapi disisi lain saya juga bingung, kenapa harus rombak desain segala macam, ganti reflektor, ganti stoplamp, tambahin fitur connected, yang sebenarnya masih fine-fine aja di Aerox versi sebelumnya.

Kenapa nggak fokus di sesuatu yang wah, yang wow, yang bikin warung sebelah mati kutu nggak mau dikomparasi – seperti waktu pertama Aerox dirilis kepasaran… Yang bikin saya sampai wow, gue mau beli sebiji. Contohnya ya kayak pakai tambahan cakram belakang & suspensi tabung yang dibilang sebelumnya.

“Soalnya ini terasa kayak Yamaha Aerox versi pertama itu terlalu superior value for money nya. Ironisnya, saking superiornya, Yamaha sendiri nggak tau harus gimana lagi cara buat naikin value di versi terbarunya ini.”

Kang Eno

Kesimpulannya, upgrade nya oke lah. Tetap ada peningkatan, tapi jelas nggak mentereng banget. Dan yang pasti nggak terlalu menyakiti user Aerox versi sebelumnya. Kayak saya contohnya. Well balanced lah. Bukan sesuatu yang bikin ilfeel calon konsumen juga.

Terus gimana pemakaian Aerox R-Version sejauh ini Kang? Sebelumnya saya bilang matic ini bukan sesuatu yang bikin ilfeel calon konsumen. Nah, tunggu dulu sebelum kalian baca short review dari saya sejauh ini.

Yamaha Aerox 155 R-Version 2018 punya Neng Anderson ini jadi motor paling boros yang pernah saya pelihara selama 2 tahun pertama. Selain soal oli yang harus rajin-rajin ganti biar, you know, nggak ngebul… Beberapa bulan lalu kabel body dan socket di Aerox ada yang kebakar yang bikin motor mogok sama sekali nggak bisa dipakai.

Sedihnya, karena posisi motor dipakai Neng Anderson, dan saat itu masih ada tagline #StayAtHome jadi dipatok harus ganti full kabel body satu set di bengkel resmi Yamaha dengan harga sekitar Rp. 1.235.000. Ditambah lagi, karena mekanik nggak paham kerusakan, jadinya sebelum ganti part kabel, langsung diganti filter, oli, dan lain-lain yang jumlahnya sampai Rp. 400.000 lebih.

Begitu sudah ketahuan problem dikabel body, ya tetap aja, yang 400.000 harus dibayar karena sudah terlanjur kepasang. Jadi total harus keluar hampir Rp. 1,7 juta juta dalam waktu kurang dari 2 tahun! Alias dalam waktu yang sama, perawatannya lebih mahal dari Z250SL second saya yang merknya Kawasaki, dan kelasnya itu 250cc.

Kalau ada yang bilang AHASS punya Honda itu ngeselin, which is kadang memang begitu adanya, nah saya nggak paham bengkel Yamaha ini disebut apa.

Lah kok nggak klaim garansi? Mau klaim gimana, orang garansi kelistrikan part kabel body cuma 1 tahun doang. Itupun kondisinya saya pakai alarm plug n play, jadi sekalipun mau ngotot, worst case scenario pastinya kesalahan otomatis langsung ditangan konsumen.

Terus kok nggak ngelapor ke Yamaha langsung? Kan Kang Eno statusnya Blogger dan Youtuber juga. Well, saya emang nggak pernah pakai status pribadi saya buat klaim masalah ini-itu. Saya nggak pernah kontekan langsung sama bos-bos pabrikan soal problem motor pribadi, walaupun emang punya kemampuan tadi. Pernah sih sekali waktu komplain Kawasaki, tapi itupun nggak dilanjut.

Intinya, saya itu konsumen, sama aja kayak kalian. Kalau mereka bisa memperlakukan saya kayak sampah, mereka juga bisa memperlakukan kalian yang sama juga. Dan kalau sampai kejadian kayak tadi, mau diblacklist undangan kek, sponsor kek, I don’t give a sh*t.

Tatang Sutarma

So, yah, back to Aerox, oke yang lainnya sih nggak ada masalah. Paling kerasa gredeg-gredeg aja dikit. Nggak seekstrim Vario atau PCX kok, tapi tetap kerasa. Selebihnya no problem, aman. Cuma problem kabel body dan kelakuan bengkel resmi mereka aja yang bikin panas.

So, kalau punya Aerox dan kena masalah di kabel body, lebih baik langsung bongkar sendiri kalau punya waktu luang – atau bawa ke bengkel yang memang jago soal kelistrikan. Pasti jauh lebih murah deh biayanya.

Dan kalau kalian salah satu yang minat All-New Aerox Connected ini, silahkan lihat-lihat review Aerox yang wara-wiri di YouTube, sambil tanyain gimana kondisi kabel bodi & socketnya ya… Penempatan socket, spul, SGCU, dan lain-lainnya sudah diubah belum? Dan juga kualitas kabel & socketnya sudah diupgrade atau belum?

Sorry saya belum bisa kasih review Aerox Connected ini dalam waktu dekat, soalnya saya nggak yakin Yamaha berani kasih unit reviewnya kesini.

20 comments

  1. emang bisa dibilang aerox dibanding nmax lebih value for money sih, ini yang bikin kue yamaha disegmen ini kebagi2 (segment 25-30jt).

    saya rasa sih penyebab utama ga ada cakram belakang ya nmax. saya sih yakin kalo aerox ada cakram belakang bakalan lebih laris tapi korbannya ya nmax.

    aerox vs nmax
    mesin sama
    velg 14 vs 13
    sporty vs ???

    • Pertanyaannya mungkin jadi gini kang:

      Kenapa dikomparasinya sama level skutik yg lebih tinggi?
      Kenapa dikomparasinya sama yang sesama merk?
      Kenapa kalau dibuat value lebih ekstrim lagi, yang kena getahnya malah NMAX?

      • karena banyak yang beli aerox karena ngerasa aerox lebih ‘yamaha’ dari pada nmax dan lebih murah pula mang. body sama2 maxi, mesin sama (yang katanya superior).

        jadi berat buat yamaha nambahin value (cakram belakang) lagi, yang potensinya nurunin value nmax.

        honda matic 150cc, lebih jauh gap nya, vario 25jt, pcx 30jt, adv 35jt, dengan value yang beda2 karakternya, jadi ga saling makan. vario dikasih cakram belakang pun ga ngaruh buat pcx karena dari targetnya udah beda banget.

        cek aja bully-an ke adv yang bilang mesin sama kaya vario yang 25jt, apa ngaruh ke penjualan adv?

      • I see, jadi kesannya kayak yang segan sama NMAX gitu ya. Soalnya NMAX satu-satunya produk mereka yang bisa take down PCX – ADV sekaligus. Atau istilahnya:

        Luka sedikit buat NMAX, luka buat Yamaha.

  2. “Sorry saya belum bisa kasih review Aerox Connected ini dalam waktu dekat, soalnya saya nggak yakin Yamaha berani kasih unit reviewnya kesini.”

    Solusinya ya jual Aeroxnya Neng Anderson, terus beli All New Aerox konakted, mhang biar bisa repiiuw total tanpa batasan 😀

  3. Aerox emang banyak banget masalahnya Kang dibanding ama Nmax. Apa mungkin ini pengaruh dari harga Aerox yang lebih murah dari Nmax ya Kang ? Dulu pernah liat channel youtube negeri tetangga, ternyata disana juga banyak masalahnya ini Aerox, dan yang paling sering kena bagian kelistrikan (kabel body, ECU, sekering kebakar). Padahal produk kualitas ekspor itu yang di negeri mereka.

  4. ternyata masih ‘lebih irit’ merk sebelah y. make pario 2 tahun baru ganti ban belakang doang 1x (km19rban) ganti oli baru 3x (ganti tiap 6000km,pastron gold). terlepas dari gredeg”nya pokoknya juara lah buat ‘ancur”an’. ne udah hampir setaon kagak d cuci. toh masih lancar” saja..

  5. ternyata ada artikel baru. kirain udah ngga dilanjut. hatur nuhun Kang Eno, selalu suka konten dan gaya tulisannya.

  6. pernah korban kabel body dimobil yg sudah ecu. modal kabelnyg lebih bagus, sambung2 sendiri ga nyampe jutaan tuh. masa motor sampe ganti wiring harnes.. hadeeh. pengin enaknya aja tuh Beres.

  7. Itu yg ngakunya dikasi piston baru kompresi lebih padat, power naik, torsinya turun ga tuh ? entar macam Nmax, power dikasi 0.3 digembar gembor, torsinya turun 0.5. ahaha kocak

  8. eh telat buka blog kang eno… ternyata hidup lagi…. soal perawatan emang aerox boros banget… masalah kabel body dan kode 12 itu sebenarnya bisa di klaim sampai 2 tahun mas ( 20.000km) asal gak ada modif kelistrikan sama sekali. soalnya saya sendiri pernah ngalami dan kepala mekanik beresnya langsung telpon ke yamaha pusat. tapi karena motor saya sudah 3 tahun dan lebih dari 30ribu km jadi gak bisa. akhirnya cuma saya ganti spull generator nya saja karena soketnya masih bagus gak kebakar.

Silahkan Berikan Komentar Brosist yaa ....