Setelah ditunggu 3 kali puasa, 3 kali lebaran, akhirnya, finally, Suzuki NEX II versi setang baplang, atau crossover, atau apalah namanya nanti, bakal segera muncul kepasaran. Dan yang saya maksud bukan NEX II Cross yang kemarin itu ya… Lupain aja yang itu, simpan ingatannya ke tisu, kemudian buang ke tempat yang seharusnya.
Setelah diserang pandemi kurang ajar sejak awal 2020 kemarin, saya sempet ragu motor ini jadi dipasarkan atau nggak. Tapi ternyata jadi juga! Suzuki mungkin nyimpen momen perilisannya sampai kondisi kelihatan membaik. Dan surprise, ternyata hasil racikan Suzuki kali ini nggak bikin saya kecewa kayak NEX II Cross kemarin.

Oke, platform dasarnya memang masih sama aja kayak NEX II yang saya pakai sehari-hari. Begitupun velg nya, kaki-kakinya, bodinya, respon mesinnya yang lemot, sampai ke fitur minim di versi NEX II standar juga saya yakin masih dipertahankan. Beda jauh dari Honda yang sudah update sekitar 2700 kali semenjak BeAT Injeksi sampai sekarang BeAT eSAF atau apalah itu panggilannya.
Lah, terus surprise dimananya Kang?
Nah ini, yang saya suka dari NEX II adalah Suzuki akhirnya usaha dikit buat bikin motor yang lumayan menarik meskipun dengan sumber daya yang jauh lebih minim dibanding AHM atau YIMM. Dibanding konsep kayak Bandit atau NEX II Cross, ya mendingan ini kemana-mana deh. Tapi ini cuma dari satu sisi pemikiran doang, soalnya kalau dilihat dari sisi yang lain, tandanya ekspektasi saya ke Suzuki itu rendah serendah-rendahnya.

Oke, balik ke NEX II Crossover, selain setang baplang yang bikin tampilannya jadi lebih macho, ada juga tambahan speedometer digital terbaru yang bahkan lebih komplit dibanding kepunyaan CRF150, eh maksud saya Verza, eh BeAT Street, eh sama aja sih satu cetakan juga. Ngomongin cetakan, speedometernya kelihatan banget pakai cetakan punya GSX-series. Tapi layarnya yang dibikin baru.
Kemudian dari sisi kaki-kaki, NEX II tipe baru ini kelihatannya bakal pakai suspensi yang sama aja kayak NEX II standar. Cuma warnanya aja yang dikelir merah, sama kayak kaliper cakram depannya. Yang asik, ban semi dual purpose kayak di NEX Cross juga hadir di versi ini… Membuatnya jadi kelihatan lebih adventure-able dibanding BeAT Street, atau X-Ride 125 yang entah kemana itu konsepnya.
Lampu depan nya walau disebut sudah pakai LED, tapi kemungkinan besar cuma bohlam nya doang yang LED. Alias sama aja kayak NEX II konvensional di tipe tertinggi. Siap-siap ditimpuk Disini kelihatan banget betapa digdayanya pabrikan sekelas Honda & Yamaha… Kalau mau pakai LED, NEX II Crossover ini mungkin harus pakai reflektor Satria F150 Injeksi. You know what i mean.
Meskipun banyak banget yang komentar setangnya ketinggian, raiser kurang tinggi lah, apa lah, tapi kalau menurut saya sih oke-oke aja. Lagipula kalau mau ganti setang baplang atau fatbar, kan jadi lebih gampang juga… Gak perlu segala repot ngurut kabel rem dan kabel saklar switch. Iya nggak?
Saya keingetan raiser & setang mungil Z250SL yang serba nyusahin buat upgrade setang lebar atau raiser tinggi. Ngurut kabel teroooossss.
Kang Urut
Terus, gimana basis NEX II menurut Kang Eno, apakah masih cukup mumpuni buat diadu sama generasi 110cc Honda yang mesinnya overstroke? Kalau diminta membandingkan, saya no comment, soalnya belum pernah pakai mesin eSP overstroke terbaru Honda. Tapi kalau diminta review singkat NEX II, nih ya…
Selama melihara NEX 2 tahun belakangan, kalau soal performa sih biasa-biasa aja, gak ada yang spektakuler. Iritnya juga 11-12 sama warung sebelah, buat saya bisa tembus lebih dari 40 km/l bareng tangan kanan yang nggak sekolah, itu sudah lebih dari cukup. Yang bagus menurut saya itu bandelnya, ini motor 2 tahun tapi perasaan keluar duit cuma buat ganti oli sama servis doang deh.
Problem paling gede yang saya alami itu komstir sempat kendor, yang bikin setang jadi ngeloyor bae kayak orang puasa ngeliat warteg. Itupun nggak ganti, cuma dikencengin doang sama mekanik Suzuki sambil kasih uang kopi tambahan. Selebihnya apa lagi ya, oiya, sama bohlam lampu depan pernah ganti sekali… Plus pernah gredeg + berdecit, itupun CVT nya langsung dibongkar mekanik begitu saya lapor. Tanpa ganti apapun.
Bodinya masih super solid, cat matte & dashboard kulit jeruk nya juga masih bagus. Biasanya di matic Honda bagian ini nih yang mulai pada berubah warnanya setelah pelihara 2 tahun.
Tapi ya itu, harus sabar sama fiturnya yang super duper minim, bagasi yang nggak niat ngasih, sama respon throttlenya yang tergolong lemot. Bukan performanya ya, tapi respon buka-tutup gasnya. Jangan suruh saya upgrade CVT, artikel ini buat Suzuki bukan buat tukang part modif.
Sebenarnya pengen bikin video review sih, tapi berhubung alatnya belum punya, jadi ya mau gimana lagi harus sabar… Sesabar kalian yang sudah nungguin NEX II Crossover ini di Indonesia, soalnya unitnya baru diperkenalkan di pasar Filipina. Yah pastinya bakal ke Indonesia sih, soalnya motor Suzuki regional ASEAN diproduksinya disini-sini juga.

Tinggal kita tunggu aja berapa harganya nanti. Apakah lebih murah dari BeAT Street? Kalau iya, NEX II ini bisa jadi alternative paling bagus di kelas entry-level. Soalnya BeAT Street juga makin ganteng sekarang, desainnya oke punya nggak kayak versi sebelumnya yang terkesan maksa.
So yah, kita tunggu aja…
Haihai.. harganya bikin illfeel looh hahaha