Yamaha RD500, YZR500 0W70 Versi Jalanan!

Musim balap GP500 tahun 1983 itu beneran epik banget. Suzuki yang berstatus juara bertahan bapuk gara-gara tekanan inovasi dari Honda sama Yamaha yang bikin mereka melakukan blunder. Sementara itu, titel Juara Dunia sendiri baru bisa dipastikan di venue terakhir, plus lap terakhir, lewat duel epik antara Kenny Roberts Sr. vs Freddie Spencer.

Freddie Spencer (NS500) vs Kenny Roberts (YZR500) – GP500 1983

Kalau sudah baca artikel seputar Honda NS500 sebelumnya pasti paham lah gimana endingnya. Ya, Honda NS500 yang lebih inferior justru menang lawan YZR500 0W70 yang bergelimang power dan inovasi 2-Tak terbaru.

Sementara dari titel konstruktor, Yamaha juga kalah tipis dari gempuran NS500 Factory plus RS500R production racer terbaru yang sekejap langsung jadi idola tim private. Kalah dari Honda di level motor 2-Tak yang selama ini mereka banggakan? Hmmm, kayaknya gak ada bahasa lain buat menggambarkan kondisi begini: BAD NEWS buat Yamaha.

So, dimulailah PR bagaimana cara buat mengembalikan image motor 2T Yamaha di kelas motor produksi masal? Karena waktu itu belum ada jalan pintas yang bernama Valentino Rossi, otomatis pembuktian Yamaha ini bakal berat… Berat banget.

Kenny Roberts – Yamaha YZR500 0W70

Setelah diskusi panjang oleh para petinggi pabrikan garputala, akhirnya diambil satu keputusan final yang kira-kira begini… Buat kasih gambaran ke konsumen betapa gokilnya motor V4 GP500 kita, kenapa nggak bikin YZR500 versi replikanya aja biar bisa langsung dirasain sama konsumen. Kalau Honda bisa memenangkan gelar, Yamaha tentunya gak boleh kehilangan gengsi dimata fans.

Dan lewat keputusan tadi, lahirlah motor legend yang satu ini. Motor yang sekaligus mengawali era baru dikelas 2-Stroke… Ya, inilah era GP500 versi produksi masal.

Behind The Scenes

Yamaha RD500 – Milan Motor Show 1983

Untuk mencari tahu detail historis motor balap Yamaha versi produksi masal ini, mari kita flashback 4 dekade silam ke kota Milan. Loh, kenapa Milan? Bukannya motor Yamaha itu diproduksi di Jepang? Ya, motornya sendiri memang berstatus Made in Japan, tapi Yamaha memanfaatkan pameran Milan Motor Show tahun 1983 lalu buat memperkenalkan jagoan terbarunya ini secara perdana. Nah, di era modern sekarang pameran Milan Motor Show ini kita kenal dengan nama EICMA Milan.

Long story short, di era 80-an itu ada perubahan di mindset pabrikan Jepang. Jadi gini, pada era 70-an itu krisis energi menyerang industri otomotif Jepang, efeknya mereka harus lebih konservatif buat budget R&D. Itu makanya kalau kalian lihat dari aspek historis,motor wankel engine yang rilis kepasaran cuma RE5 doang, padahal aslinya semua pabrikan Jepang itu riset mesin Wankel.

Nah, begitu masuk ke era 80-an, akhirnya ekonomi Jepang mulai menunjukkan kemajuan yang pesat. Berkat ekonomi yang melesat tadi, pabrikan Jepang akhirnya bisa kembali bereksperimen lewat produk otomotif yang inovatif… Para engineer dikasih kelonggaran buat bikin motor segokil-gokilnya, seinovatifnya, sementara para bisnismen tinggal tanda tangan project terbaru sambil kipas-kipas dollar.

Nah hasilnya ini bisa dilihat langsung lewat pameran Milan Motor Show tahun 1983. Honda menghadirkan VF1000 bermesin V4 legendaris yang dicomot dari balapan AMA Superbike Amerika. Kawasaki menghadirkan GPZ900 yang nantinya bakal menjadi Ninja pertama di dunia. Kalau kalian masih nggak percaya betapa nyelenehnya R&D pabrikan Jepang era 80-an, kalian boleh buka lagi artikel spesial Turbo-War series yang pernah saya tulis sebelumnya.

Tapi dibanding motor lain dipameran Milan tadi, pabrikan berlogo garputala bahkan bawa motor yang lebih edan lagi!

Yes, yang dipamerkan Yamaha ini bukan motor road legal paling gokil ataupun replika motor balap superbike bermesin badak. Tapi yang diperkenalkan pabrikan garputala adalah motor balap GP500 versi jalan raya, yang bernama RD500. Yamaha memperkenalkan motor ini dengan nama yang berbeda di tujuan pasarnya masing-masing. Di Eropa, namanya itu RD500 atau RD500LC, sementara di Kanada namanya RZ500, dan yang terakhir ada RZV500R yang special khusus cuma dijual di Jepang.

Konsumen di Amerika dipaksa gigit jari karena nggak kebagian replica GP500 dari Yamaha ini. Berdasarkan standarisasi EPA yang diterapkan di negeri paman sam, RD500 nggak bisa masuk secara legal ke Amerika Serikat. Makanya, akhirnya cuma dijual di pasar Kanada doang. Yang masuk ke Amerika biasanya adalah motor grey market RZ500 dari Kanada, atau sekalian RZV500R yang diimpor dari Jepang langsung.

Dan beda dari GL750 sebelumnya yang sekadar prototype, yang satu ini sudah berstatus coming soon, bahkan sudah bisa di preorder sama konsumen!

Tapi sebelum ekspektasi kalian melambung tinggi – setinggi ekspektasi Maverick Vinales waktu terima kontrak dari Suzuki ke Yamaha – saya perlu ingatkan dulu, bikin motor spek GP ke jalan raya itu nggak bakal se mind-blowing yang kalian kira sebelumnya. Begini maksudnya, kalau spek mesinnya terlalu tinggi otomatis butuh maintenance yang juga nggak kalah ekstrim. Kalau powernya setara motor Kenny Roberts otomatis bannya nggak bakal kuat digeber terus-terusan, dan kalau detailnya dibikin setara material motor GrandPrix pada masanya – ya kalian bisa bayangin sendiri bakal berapa harganya. Ehem, RC213V-S.

So, kalau sudah diset ulang ekspektasinya. Langsung aja kita bahas yuk detail dari motor 500cc Yamaha ini. Soalnya, sekalipun ekspektasinya sudah kalian drop sedikit, Yamaha RD500 ini saya jamin nggak bakal bikin kalian yang ngaku fans Yamaha kecewa sedikitpun.

Iklan

2 comments

Silahkan Berikan Komentar Brosist yaa ....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s