Buset, Motor Ini Giginya Ada 16! Ngopernya Gimana?

The Fall of Kreidler (I)

Kalah 2 kali beruntun, Dr. Kreidler langsung ngamuk minta jajaran tim balapnya bikin formula mesin baru buat bisa ngalahin kompetitor dari Jepang… Khususnya Suzuki. Untuk itu, pada musim 1964, mereka menyiapkan mesin baru denga spek yang bahkan lebih gila lagi.

Meskipun masih pakai pendinginan udara, tapi sirip air fins dibuat lebih tebal untuk transfer panas mesin lebih baik dan bisa meningkatkan kompresi sampai 15,0 : 1. Kopling tipe keringnya pakai diameter yang lebih gede buat memaksimalkan penyaluran power ke gearbox, sementara exhaust expansion chamber dituning ulang karakternya.

Dari sisi gearbox, Kreidler masih mempertahankan transmisi 12 percepatan kayak sebelumnya. Tapi kali ini konfigurasinya beda! 6 gearbox sekarang ada di internal crankcase mesin, sementara gigi overdrive sekarang cuma ada 2 yang terhubung ke gear depan.

Berkat ubahan tadi, powernya diklaim mampu tembus 14 HP dengan klaim topseed mencapai 160 km/h sewaktu ditest internal sama Kreidler. Wedyaan! Sesuatu yang nggak masuk akal sebenernya kalau kita ingat kapasitas mesinnya itu nggak sampai 50cc.

Ketika publik menantikan duel Suzuki vs Kreidler jilid ketiga, ternyata yang terjadi diatas trek justru malah diluar perkiraan. Meskipun Kreidler punya motor 50cc dengan power output yang paling tinggi dikelas 50cc, tapi yang paling konsisten menang justru Honda sama Suzuki.

Suzuki yang pakai mesin 2-Tak silinder tunggal dengan power yang sedikit lebih kecil justru punya durability lebih kuat dibanding mesin Kreidler yang full-blown racing mode. Sementara Honda dengan filosofi 4-Tak twin cylinder ultra-high-rpm nya bisa menyaingi power output Suzuki & Kreidler, plus bobot yang juga nggak kalah enteng. Musim 1964 jadi mimpi buruk buat Kreidler yang cuma bisa menang 1 kali dari total 8 race yang dilombakan.

Dipermalukan di musim 1964, Kreidler lagi-lagi bikin ulah dengan bikin monster baru buat musim 1965. Kali ini bukan cuma upgrade mesin lagi, mereka juga mengupgrade gearbox dari 12 percepatan ke 16 percepatan. Iya bro, giginya ada 16! Puyeng-puyeng deh tuh!

Seperti biasanya, Kreidler memanfaatkan 4 gearbox internal crankcase sama tambahan 4 gigi overdrive buat menghasilkan transmisi setara 16-speed. Jadi kayak yang gear 1 – overdrive 2-3-4, terus gear 5, overdrive 6-7-8, terus gear 9, overdrive 10-11-12, terakhir gear 13, overdrive 14-15-16. Nah, jadi seolah pakai transmisi 16 speed kan jadinya?

Kalau kalian mau lihat gearbox yang sama gokilnya, tapi pengoperasiannya kayak motor normal, maksudnya 1-N-2-3-4-5-6-7-8-9-10 dan seterusnya, tunggu pembahasan artikel motor 50cc era 60-an berikutnya ya!

Tapi sayangnya, musim 1965 bukan cuma Kreidler doang yang bikin monster baru. Suzuki sama Honda juga bikin motor yang bahkan lebih edan lagi. Suzuki pakai mesin 2-Tak Twin Silinder terbaru. Sementara Honda pakai mesin all-new dengan kitiran RPM yang bikin ZX-25R jadi kelihatan kayak motor yang biasa aja… 21.000 RPM.

And that’s it, itulah akhir cerita Kreidler. Melawan duet motor Jepang yang ibarat “lompat teknologi” dibanding sebelumnya, harapan mereka yang bisa jadi juara dunia kelas 50cc ternyata jauh banget dari kenyataan. Kalau di musim sebelumnya Kreidler bisa mencatatakan 1 kemenangan, di musim 65, mereka babak-belur sama dominasi Honda dan Suzuki yang penuh sama teknologi terbaru… Ya, 0 kemenangan.

Setelah kekalahan yang kelima kali secara beruntun, bahkan dipermalukan di musim 1965, Kreidler akhirnya mengibarkan bendera putih kejuaraan balap GP50. Kreidler memutuskan buat mengakhiri dukungan tim Factory dikelas pemula ini. Semua yang ikutan balap pakai nama Kreidler di musim 1966 dialihkan ke tim private, yang biasanya diisi oleh main dealer Kreidler di regional Eropa.

Kondisi ini juga didukung dengan rekor topspeed mereka yang coba dipatahkan oleh musuh sesama Jerman, Zundapp. Untuk itu, Kreidler memutuskan buat fokus buat memecahkan rekor topspeed selanjutnya dikelas moped 50cc pakai motor yang desainnya kayak lumba-lumba begini.

Kreidler 50cc World Record

Padahal sebelumnya, Kreidler itu dirumorkan bakal merubah flosofi balapnya, dan pakai mesin prototype baru dengan konfigurasi 2-Tak twin silinder, plus gearbox 18-percepatan. Nah lebih gila lagi tuh! Sayangnya, karena mereka nggak lanjut ikutan balap GP50, motor ini akhirnya ya cuma jadi rumor doang.

Sementara itu Prodigy mereka Hans-Georg Anscheidt memutuskan buat gabung ke tim Factory Suzuki dan langsung memenangkan titel 3 musim berturut-turut. Lho, berarti ada yang salah dong di motor Kreidler?

Nah, usut punya usut, ternyata persyaratan Dr. Kreidler yang mengharuskan motor balap mereka berbasis produksi masal itu justru bikin tim Kreidler nggak punya kebebasan buat develop platform motor yang memang khusus ditujukan buat balap level GrandPrix.

Efeknya, banyak banget hal yang harus mereka kompromi – which is nantinya menyebabkan performa nggak optimal atau penurunan daya tahan mesin itu sendiri.

Ini terbukti setelah FIM mengubah total regulasi dikelas 50cc yang membuat motor dikelas ini jadi mirip-mirip motor versi produksi masal. Setelah regulasi ini disahkan musim 1970, Kreidler secara mengejutkan justru mampu menjadi salah satu tim paling dominan dikelas GP50.

Iklan

6 comments

  1. Unik juga jika ditelusuri Suzuki awal2 curi2 teknologi ke Jerman, tapi saat Bmw awal develop S1000rr curi2 dari Suzuki lewat Gsxr

  2. Hmm…menarik baca kalimat ini,
    “Kreidler justru fokus memproduksi Scooter & Moped, alias motor yang kapasitasnya kecil buat pemula. Kebanyakan malah cuma 50cc”
    dan sadar artikel berikutnya,
    “Ketika Suzi Bikin Mesin 2-Tak 20.000 RPM, Suzuki RP68!”

Silahkan Berikan Komentar Brosist yaa ....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s