Kenapa Nggak Diproduksi?

Sayangnya, beberapa tahun setelah perkenalan prototype Yamaha GL750 sama Kawasaki Square Four 750, Regulasi Emisi mulai diterapkan di Amerika dengan standar baru oleh Enviromental Protection Agency (EPA). Dan sialnya buat Yamaha sama Kawasaki, Amerika juga lah yang menjadi target utama penjualan kedua motor ini. Regulasi ini bukan cuma bikin motor 2-Tak berkapasitas besar kayak Suzuki GT750 & Kawasaki H2 Mach IV kesusahan buat bertahan sampai akhirnya stop produksi, tapi sekaligus juga bikin pabrikan lain mikir-mikir lagi buat mendevelop monster 2-Tak terbaru.
Ya, karena Yamaha sama Kawasaki nggak mau merugi gara-gara dua motor barunya ini gak bisa dijual ke target pasar utamanya, akhirnya mereka juga mnengakhiri project development GL750 sama Square Four 750 ini, dan memutuskan langsung pindah ke project moge 4-tak yang lebih future proof.
Wah, berarti sejak dulu juga udah ada semacam konspirasi gitu ya Kang, buat bikin motor 2-Tak nggak bisa berkembang? Nah, kalau kalian kebanyakan nonton video flat earth ya jadi gitu kesimpulannya. Padahal kalau kita lebih jeli, sebenarnya ada yang janggal juga lho dari kedua motor ini.

Pertama dari Yamaha GL750, itu lihat deh bagian system penyuplai bahan bakarnya, kayak cuma ditutupin box yang dibikin dari bahan metal. Teori injeksi palsu ini juga didukung lewat rilis Yamaha yang nggak menyebutkan secara detail soal injeksi bahan bakar yang mereka pakai itu tipe apa, gimana cara kerjanya, atau minimal mamerin unit injeksinya lah buat dianalisa sama press waktu itu.
Kasus yang sama juga terjadi di motor square four 750 keluaran Kawasaki. Tuh lihat, system penyuplai bahan bakarnya lebih mirip kayak karburator dibanding throttle body. Seandainya benar injeksi pun mungkin tipenya adalah karburator yang dikasih fuel pump tambahan, kayak punya Z1R Turbo yang bisa kalian tonton di video ini. Soalnya, system injeksi elektronik itu baru pertama diperkenalkan Kawasaki lewat Z1000 di tahun 1980 – ya, hampir 1 dekade kemudian.

Kedua, seperti yang kalian lihat, kedua motor ini sama sekali belum pakai teknologi Exhaust Expansion Chamber yang jadi magic kenaikan performa motor 2-Tak secara drastis. Terus, kalau belum pakai Expansion Chamber, gimana cara mereka membuktikan kalau kedua motor ini punya performa yang paling buas di eranya? Mungkin ceritanya malah bakal sama kayak Suzuki GT750 yang sama-sama punya spek buas diatas kertas, tapi endingnya malah dijadiin motor touring.
Dan yang diatas tadi bukan kata saya lho ya, tapi memang langsung jurnalis dan komunitas Yamaha di perancis yang melihat langsung GL750 di podium Sonauto-Yamaha. Sementara itu konsep Square Four 750cc punya geng-ijo ini berakhir sebagai pajangan di Kawasaki Plaza, Jepang.
So ya, dibalik kekejaman regulasi yang akhirnya dalam tanda kutip “membunuh” kedua motor ini, sebenarnya ada juga kejanggalan yang sejak awal bikin keduanya diragukan bakal masuk meja produksi. Sebenarnya kejanggalan tadi juga masuk akal sih, soalnya di era 70-an dulu, teknologi jelas belum maju kayak sekarang. Apalagi kalau ditambah sama krisis energi yang bakal terjadi di pertengahan era 70-an, duh, makin susah aja motor kayak gini buat survive.
Jadi pada endingnya, ya balik lagi kayak motor eksotik lain di era yang sama, keduanya bukan distop sama regulasi… Tapi keadaan yang memang nggak berpihak ke Yamaha GL750 & Kawasaki Square Four 750.
Mantepp ulasannya, Kang..
saya bener2 nggak suka nonton video ulasan, mending baca tulisan berjilid-jilid kang eno.
Mana ulasannya,,, saya nggak suka kalo di jadiin video
Lebih enak baca,