Artikel versi update dengan detail yang lebih asik dicerna bisa kalian baca DISINI.
Masih ingat soal kegilaan WorldGP era 60-an yang terkesan no limit? Yup, kisahnya masih belum berakhir selama rubrik Historical Bike masih eksis menemani Brosist sekalian. Kali ini kita sisihkan dulu kwartet produsen Jepang, kemudian beralih ke Eropa… Tapi bukan Italia, Jerman, atau Inggris yang terkenal kultur otomotifnya loh ya!Melainkan mahakarya dari Cekoslovakia yang gokil abis!
Inilah Jawa 350-V4 Typ 673… Let’s Cekdisot!
Sebelum mulai pembahasannya, EA’s Blog mau tanya dulu ya… Ada yang mesem-mesem ngguyu denger nama motor “Jawa” ? Well, daripada nanti saya disangka rasis… Mendingan Brosist baca dulu ya sejarah komplitnya di artikel : Jawa Motors. Kalo sudah baca, yuk kita lanjut bahas !
Type 673, Born From Competition !
Di balapan WorldGP era 60-an dulu, ada banyak banget pabrikan yang ikut serta… Kebanyakan ikut serta di kelas mungil (50, 80, 125, 250 & 350 cc), meskipun nggak sedikit juga yang ikut di kelas tertinggi, 500 cc. Kalau dijumlah, tim pabrikannya mungkin lebih banyak dibanding starter MotoGP musim 2016 ini.
Serius lho! Dan Jawa adalah salah satu yang EA’s Blog maksud.
Banyaknya pabrikan yang ikut serta, berarti persaingan demi gelar juara juga semakin ketat… Dibutuhkan effort yang serba ekstra demi membuktikan diri jadi yang terbaik. Di era awal 60-an, “Monster” yang menguasai kelas 350 cc adalah MV Agusta dengan “Dynamic-Duo” Agostini + Reliability. Tapi begitu Honda nyoba-nyoba ikutan kelas ini dengan Filosofi “Impossible-Engineering” nya… Honda pun sontak langsung jadi benchmark dikelas GP350.
Sedangkan Jawa? Bermodal mesin twin-cylinder 350cc, aslinya pabrikan ini mampu dikit-dikit nempel Agostini-MV Agusta. Tapi sayangnya, begitu Honda ikutan kelas 350cc dengan motor yang speknya overkill, kondisi jadi makin rumit. Jawa dengan sumber daya yang terbatas mungkin cuma bisa gigit jari kali ya, wkwkwk. . .
Baca Juga : MV Agusta 500-3 Evoluzione, Jagoan MotoGP Terbaik !
So, Jawa berganti rencana… Mereka merekrut pebalap Juara Dunia 125 cc, Mantan rider andalan Yamaha yang “sakit hati“, Bill Ivy. Langkah selanjutnya, Jawa mengerahkan semua kemampuan (juga kegilaan nya) untuk membuat motor yang mampu menyaingi Honda RC174… Hasilnya, Terciptalah monster baru dari negeri antah-berantah, Jawa 350 V4 Type 673 ! Berbekal mesin 2-Tak 350cc V4 dengan lengkingan 15.000 RPM, Kini mereka siap Perang merebut Juara Dunia.
Sayangnya begitu motor ini pertama kali terlihat publik pada akhir musim 1967, Honda cabut dari balapan GP karena ketidak-cocokan dengan regulasi baru FIM. Jawa 350 V4 Type 673 ini mengundang decak kagum dari berbagai jurnalis & pengamat kala itu. Karena nggak cuma speknya yang gokil abis, tapi juga teknologi dan kompleksitas mesinnya dirasa terlalu tinggi untuk Pabrikan sekelas Jawa.
” Di arena sirkuit, Hanya Jawa Type 673 yang mampu menyamai deru suara knalpot Honda RC174 yang terkenal dahsyat. Layaknya sekumpulan lebah raksasa yang siap menyengat ” – Cycle Magazine, 1969 –
Jawa 350 V4, A Historical Lesson
Secara desain, nggak ada yang terlalu spesial dari Jawa Type 673. Sebelum kedatangan Bill Ivy ke Jawa, motor ini justru lebih terkenal dengan karakter sasisnya yang bulky, berat dan nggak ramah bagi rider. Saking beratnya sasis tubularnya, JAWA bahkan harus pakai tangki bahan bakar & oli samping yang terbuat dari plastik untuk mengurangi bobot.
Kelir warna merah kolaborasi silver nya sekilas identik dengan 2 musuh besar kala itu, Honda & MV Agusta. . . Tapi, Begitu fairingnya dibuka… Cilukk baa, Mesin V4 nya langsung bikin shock !!
Yup, Dibalik fairing konvensionalnya, Tersembunyi sebuah mesin 2-Tak, 350 cc, Liquid-Cooled, berkonfigurasi V4 dengan bank angle 35 derajat. Motor ini aslinya punya 4 kruk as terpisah berbentuk laiknya pinion gear, tapi dihubungkan jadi satu sehingga terlihat laiknya 2 kruk as yang digabungkan ke clutch & gearbox via gear-train.
Desain mesin ini mirip-mirip kayak kepunyaan Yamaha RA31 yang sebelumnya sudah kita bahas. Jadi nggak heran kalau dimasanya banyak banget yang bilang Jawa 350 Typ 673 ini ibarat copy-an mesin Yamaha. Mesin ini sangat-sangat kompleks dan mengerikan untuk dikendarai, khususnya karena durability yang sangat buruk.
Mesin ini mampu meraung hingga 15.000 RPM dengan muntahan power mengerikan di angka 60 HP @ 13.000 RPM (kemudian menjadi 70 HP di musim 1969 dengan update electronic ignition). Lantaran powernya yang super gede buat ukuran kelas 350cc, Jawa bahkan membuatkan versi 351cc nya buat ikutan kelas 500cc!
Baca Juga : MV Agusta Bialbero 500-6, Kegilaan 6 Silinder ala Italia !
Tatang Sutarma pernah mengatakan : ” With great power, Comes great responsibility“… Yang artinya, Dibalik Power yang Besar juga dibutuhkan Tanggung Jawab yang besar. . . Dan kata-kata tersebut juga seakan jadi kenyataan bagi Jawa 350 V4 Type 673… Mengusung mesin yang luar biasa, sayangnya tak diikuti dengan pengembangan handling motor & reliabilty mesin itu sendiri.
Walhasil, catatan gagal engine serta crash mengerikan kerapdialami oleh ridernya… Dan salah satu yang paling diingat dunia adalah Kecelakaan fatal yang dialami Pebalap utama mereka, Bill Ivy tahun 1969 silam.
Menjelang berakhirnya sesi latihan bebas GP Sachsenring, Jerman, 1969 silam… Kecelakaan mengerikan dialami oleh Bill Ivy. . . Pemegang 1 gelar Juara Dunia WGP tersebut kehilangan kontrol Jawa Type 673, Hingga akhirnya menabrak pagar yang tak diberi pelindung… Lantaran cidera parah di kepala, Bill Ivy harus menutup usia meskipun sudah mendapat mendapat penanganan medis.
Harapan Jawa meraih gelar juara pun sirna di depan mata, Sepeninggal Bill Ivy yang tutup usia… Meskipun mencoba dengan harapan baru bersama Jack Findlay, Silvio Grasetti serta Frantisek Statsny, namun hasilnya selalu sama. Jawa 350Typ 673 memang terlalu kompleks dan sangat sulit dikendalikan untuk melawan dominasi Giacomo Agostini & MV Agusta.
Hingga akhirnya Jawa pun menghentikan ambisinya di WorldGP tahun 1970 silam karena perubahan regulasi yang diterapkan oleh FIM
Nih dia Spesifikasi Jawa 350 Typ 673
Manufaktur : Jawa Moto
Model : Type 673
Class : World Grand Prix 1967-1969
Engine : 2-Tak, 35° V4, Counter-Rotating Crankshaft, Rotary-Valve
Bore x Stroke : 48 x 47,5 mm
Kapasitas Silinder : 344.5 cc
Rasio Kompresi : 16,0 : 1
Sistem Penyuplai BBM : 4x Amal GP27 (1967-1968) | 4x Dell’Orto (1968-1969)
Sistem Pendinginan : Thermosyphon Liquid Cooled (1967) | Water Pump Liquid Cooling (1968-1969)
Transmisi : 7-Speed
Max Power : 60 HP @ 13.000 RPM (1967-1968) | 70 HP @ 13.000 RPM (1969)
Top Speed : Lebih Dari 260 Km/h
Frame : Tubular – Cradle Frame
Berat Kosong : 138 Kg
Suspensi Depan : Teleskopik Cartridge (1967-1968) | Ceriani Fork (1969)
Suspensi Belakang : Dual Shockabsorber | Dual Rising Rate Shockabsorber (1969)
Rem Depan : Drum Brake
Rem Belakang : Drum Brake
Ban Depan & Belakang : 2.75-18 & 3.50-18
Well. . . Sekali lagi hal ini membuktikan kalau Power dan Topspeed semata tak mampu dijadikan acuan untuk bisa jadi yang terbaik di kancah GrandPrix. Dibutuhkan keseimbangan antara Power – Handling – Pebalap – Kerjasama Tim sebagai tiket utama meraih kemenangan. Tapi, ambisi yang coba diraih Jawa lewat Type 673 350 V4 ini tetaplah layak untuk diapresiasi. Meskipun endingnya berakhir pahit, selalu ada sesuatu yang bisa kita pelajari disana.
” Jawa 350 V4 Type 673, An Untamed Monster ! “
Baca juga yang lainnya yaa Brosist…
Honda RC174, Kegilaan 6 Silinder Berikutnya !!
Yamaha RA31, Menembus Batas 125 cc !!
Honda RC116, Gendeng & Edannya Gak Kira-Kira !!
Yamaha YZR500, Juara Dunia GP Kelas Premier Perdana Untuk Yamaha !
Honda RC149, 125cc Paling Edan di Dunia !
Suzuki RK67, Bukti Kegilaan Inovasi Dari Suzuki !
Honda RC166, 250cc Paling Gendeng di Dunia !
Proton KR5, Malaysians – Roberts Ill-Fated Masterpiece !
Honda NR750, Kreasi, Inspirasi & Inovasi Gila yang Menembus Dekade !
Gilak ya jaman2 itu. Inovasi bebas. Ide2 gila tanpa batas. Bener2 art of engineering.
Nah betul banget, The Art of Engineering 😀
Si janecek rumahnya sebelah mana Pak???
Saya mau main 😀
http://ru88ercookie.com/2016/01/29/marco-melandri-menyatakan-tidak-akan-mengikuti-world-superbike-championship-2016/
kira kira rider moto gp jaman sekarang klo disuruh mbalap pke motor ginian mampu ga ya? secara ban kecil, rem tromol, handling liar dsb…
Balap IOM TT aja belum tentu mau kang… Gimana ikutan beginian 😀
IMHO, biasanya, kalopun pembalapnya berani ikutan IOM TT, sponsornya yang ngelarang kang, kan kalo sampek ada apa2,sponsornya ikutan “rugi”
Absen kang Eno;-)
haturnuhun kang dah mampir 😀
(Udah gila, no limit lagi, hahahaa )
jleb banget kang kalau dibandingin sama sekarang.
@dimensiontripper, hahahaha gakil abis kalau sampek diadain uji coba kayak gt
wkwkwkwk, sekarang mah ngikutin dramanya kang yang seru 😛
gelo spek na,ngeriiii pisan http://sakahayangna.com/2016/01/29/konsep-modifikasi-kawasaki-z250sl-ala-ducati-monster-part-2/
harusnya tagline nya itu “sekali berarti, setelah itu mati” hahahaha, btw di video di menit ke 9 ada suara mesin inline twin yak?
bused, syerem bingits ya kedengerannya 😀
Tenaga gede tapi nggak di ikuti handling yang stabil itu seperti menaiki banteng gila yg ngamuk,, bener bener mesin pembunuh, pembunuh joki nya :v
Bill Ivy meninggal dunia… Jack Findlay patah tangan & fibula hancur… Akhir 1969 pebalap lokal ceko (saya lupa namanya) gegar otak
sayang banget motor-motor produksi pabrikan ini sudah tak seeksotis dulu
Betul
Kalo sekarang pengembangan motor itu2 aja..
Apa g kreatif apa emang tehnologi motor itu udah mentok..
Terlalu dibatasi kang
motor gila 😀
untung aja Fim akhrnya membatasi jmlh silinder 250-350 maks twin silinder di akhir era 60an. klo gak udah makin bnyk motor2 spek gila yg dirakit pabrikan.
dah gitu pada berani2 banget ya rider jaman dulu, gilak dah 😀
Usaha yang patut diapresiasi dari “penggembira” 🙂
betul, daripada penggembira GP sekarang ya ? 😛
Pembalap GP dulu kelewat berani, motornya jg terlalu ekstrim….GP dulu emang mantep banget ya Kang 😀
Yg saya penasaran,bagaimana pembalap jaman dlu melahap tikungan dengan kecepatan tinggi tpi ban sekecil itu?? Apakah nikungnya kyk rider gp jaman skrg yg klo nikung lutut say hello ke aspal??
Pabrikan saat ini bisa saja bikin motor balap yg lebih gokil like hell power to weight rationya; Masalahnya rider mana yg berani dan dipake di ajang balap apa?, Krn regulasi emisi, safety dll semakin ketat.
betul bgt,markes aj ngeluh rcv terlalu liar.apalagi klo misalkan gp sekarang tanpa elektronik ya.
ya jelas ngeluh bang,
kalo terlalu liar kan kemungkinan menang balapan jd kecil,
tujuan paling utama dr balapan kan menang, ya to? 😀
Usyeeddd rpmnya kayak timbangan di teken2, cepet bgt naiknyaa wkaka😂
Artikel yang bagus.. bisa tau sejarah..terima kasih mas eno…
350cc 2t – v4 – rem teromol
😀
Performa gila, ban cacing, rem tromol. Wtf?
kalau di Indonesia dah jadi judul sinetron tuh kang judulnya juara dunia yang tertukar
Nunggu ada merek batak motorcycle..
no limit!
yg rodanya lebih dari 2, ada gak kang..? 😀