Yamaha RA31A, Menembus Batas 125 cc!

1960-an mungkin bukan era yang terlalu bersahabat buat sebagian negara – thanks buat perang useless dari 2 negara yang mental politiknya lebih parah dari anak SD. Tapi di arena balap sepeda motor, justru era 60-an inilah yang sering disebut sebagai era keemasan dunia racing.

Dikelas premier ada kombo pabrikan sama anak muda Italiano yang disebut-sebut punya talenta melebihi dokter sama alien. Buat yang seneng 4-Tak, kalian pastinya kenyang sama suguhan gokil dari Honda. Dan buat yang seneng drama berbau politik, tenang, ada sinetron dari production house Suzuki berjudul Ikatan Komunis.

Tapi, dibalik layar ada juga pabrikan yang pengen mengalahkan semua yang disebutkan di era keemasan tadi… Pabrikan yang terkenal dengan teknologi 2-Tak canggihnya kayak Reed Valve, Autolube, YPVS, sampai yang paling dirindukan dari era GP500 lawas… V4 Engine. Ya, inilah Yamaha di era Crazy 60’s.

First Lesson

YZR500 – Kenny Roberts Sr.

Buat yang sudah nonton History Honda NS500 kemarin, pastinya masih ingat kalau Yamaha lah yang jadi pionir pengembangan mesin 2-Tak V4 dibalapan GrandPrix lewat YZR500. Padahal kenyataannya, awal mula Yamaha punya pengalaman bikin mesin V4 itu bukan lewat YZR500… Melainkan sudah dimulai sejak era 60’an!

Tapi sama kayak tim lain yang sekarang sukses dibalapan GP, awal mula perjalanan Yamaha dikancah GrandPrix itu nggak semulus yang kita bayangkan.

Yamaha RA41 (1961)

Waktu Yamaha pertama kali menginjakkan kaki di GP Perancis musim 1961, mereka bukan jadi pabrikan Jepang pertama yang ikutan kejuaraan GrandPrix. Mereka juga bukan yang pertama mengandalkan mesin 2-Tak. In fact, Yamaha justru harus menerima pil pahit di balapan perdananya ini.

Bukan cuma kalah power dari kompetitor, Yamaha RA41 yang didevelop dari basis motor produksi masal YA-5 bahkan dioverlap sama 2RC143 yang bermesin 4-Tak. Yeaah, pakai motor produksi masal buat balapan sekelas GrandPrix itu dari dulu ternyata bukan ide yang bagus. #ehem, Kawasaki.

Keadaan bahkan nggak kunjung membaik di race-race selanjutnya – bareng RA41 125cc silinder tunggal yang punya rate tenaga sekitar 20 HP – poin yang dikumpulkan Yamaha sampai race terakhir musim 61 adalah NOL. Dan begitu mereka pulang ke negara asalnya, Yamaha bahkan harus dihadapkan dengan problem soal penjualan produk baru mereka di Jepang yang nggak sesuai harapan. Sejarah mencatat, 1962 adalah kondisi finansial terburuk yang pernah dialami pabrikan garputala.

Dihadapkan dengan situasi krisis begini, ketika banyak pabrikan lain bakal menyetop aktivitas balapan mereka dan fokus penuh ke jualan. Yamaha justru sebaliknya. Mereka memang vakum sementara di musim balap 62… Tapi dibalik layar, engineer Yamaha terus menyempurnakan motor balapnya buat ikutan musim 63. Sayangnya, karena kondisi keuangan mereka bener-bener diambang kebangkrutan, akhirnya Yamaha cuma bisa fokus ke satu kelas aja. Dan yang dipilih pabrikan garputala waktu itu adalah kelas GP250.

Karena Yamaha memprioritaskan GP250, otomatis kelas 125cc mereka kondisinya makin memprihatinkan. Beruntung, effort setengah mati mereka mendevelop RD56 dikelas 1/4 liter itu berbuah sukses. Motor ini bahkan sukses bikin juara bertahan Honda kalang-kabut dan memutuskan bikin motor gendeng 250cc 6-silinder.

So, bermodal ilmu yang didapat dari RD56, musim selanjutnya giliran kelas 125cc yang jadi bidikan Yamaha. Kali ini, mereka nggak lagi mengandalkan basis motor produksi masal, tapi ikutan pakai motor full prototype bernama Yamaha RA97.

Iklan

30 comments

  1. gp jaman dulu, berlomba di sektor engine, penuh inovasi yg “wtf”, gp jaman sekarang lebih ke elektronik, biarpun kenceng tapi kayak kurang gimana gitu…

  2. Artikel kayak gini nih yang bikin susah tidur, pengen punya satu unit aja, buat blayer blayer depan ningja rr,, video nya ada kang?

  3. Gokil nih yamaha, ngeyel banget dengan pakem 2 tak nya. Motornya ngeyel jokinya juga ngeyel ya gitu hasilnya, intinya kita harus ngeyel hehehe… Lanjutkan mbah.

  4. doublecross untuk shock ganda belakangnya. berarti monocross emang nama patent nya yamaha untuk shock tunggal belakang. r25, mt25, dan Byson ga salah. sebab sebutan umumnya memang gt. tinggal ditambah “with link” biar jd kaya vixion ato scorpio. baru tau nih. thanks sharenya, a Eno.

  5. Coba itu trek yang bikin loncat masih dipake sampe sekarang, desmogp16 sama m1 udah terbang pake wing wkwkwk btw 125cc yaaa.. Gokil banget sampe 200an kmh rem tromol

  6. jaman dulu regulasi GP masih fleksibel tpi justru itu kreatifitas muncul, lahirlah motor” spek gila walopun tknologi ban di jaman sgtu blum sanggup menyalurkan smua power mesin ke aspal
    😀
    terakhir yg speknya gila ya RC211v dan RS3 cube. stlh itu regulasi makin ketat.

Silahkan Berikan Komentar Brosist yaa ....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s