Di GP seri Misano 2015 kemarin, Dunia MotoGP digegerkan oleh penggunaan Winglets di Fairing pebalap tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo. Meskipun hasil akhirnya tak positif lantaran pebalap Spanyol tersebut harus terjatuh di cuaca sirkuit yang bagaikan ABG galau… Tapi, Lorenzo sempat mencatatkan timing terbaik saat sesi kualifikasi – hingga dapat pole position. Bahkan, Motor yang terkenal akan keliaran speed nya, Ducati, pun sudah menggunakan Winglets ini sejak awal musim dimulai. Lantas, Apa fungsinya ? Dan bagaimana sejarah piranti aerodinamika ini digunakan di dunia balap ? Yuk, kita simak bareng-bareng Brosist… Cekidots !
Full Fairing + Winglets !
Apa itu winglets ? Yap, Winglets adalah sejenis sayap mungil yang berfungsi untuk memperbaiki aerodinamika suatu kendaraan… Tujuannya, Jelas untuk menambah kecepatan hingga memperbaiki stabilitas saat berada di kecepatan tinggi. . . Karena bentuknya yang mirip sayap itulah makanya dinamakan “Wing” lets (nggak ada hubungannya sama Kaos Singlets loh ya, wkwkwk). Posisinya bisa diletakkan dimana saja, bisa di fairing depan layaknya yang digunakan oleh Ducati & Yamaha MotoGP, atau di tebeng depan layaknya motor produksi Ninja H2R… Semuanya tentu tinggal dikondisikan oleh engineer masing-masing pabrikan, Agar didapat hasil yang maksimal…
Dalam sejarahnya, Winglets bukan cuma baru-baru ini aja dipakai tuh Brosist. Di era sebelumnya, GP 500cc 2-Tak, Tim Yamaha bersama Carlos Checa pernah mencobanya, pun demikian halnya dengan Max Biaggi yang juga turut merasakan Sayap versi mini ini… Perbedaannya, Terletak di material yang digunakan. Meskipun sama-sama sudah menggunakan Carbon-Fiber, Tapi bahan yang digunakan di era modern ini tentu saja lebih ringan… Sayangnya, Saat digunakan dulu, hasilnya kurang signifikan tuh Brosist. Jadi pengembangannya dihentikan, dan kembali menggunakan fairing biasa pada umumnya.
Dan kalau menganggap winglets adalah satu-satunya part yang pernah digunakan untuk memaksimalkan aerodinamika, Maka Brosist salah besar ! Coba lihat yang berikut ini…
Streamliner, Origins of Aerodynamics !
What the hell !! Ya, Itu yang ada di fikiran saya saat melihat lucunya motor-motor diatas. Fairingnya begitu gambot, hingga menutupi ban, tangki, bahkan tubuh rider sekalipun (sebagai protector rider juga kali yak ? wkwkwk)… Pada abad ke 2 hingga 3, Para ilmuwan tenar layaknya Archimedes & Aristoteles mulai membuat teori-teori aerodinamika dengan mempelajari soal Cairan (entah cairan apa itu, jangan tanya saya karena saya bukan Ilmuwan)… Kemajuan teori tersebut kemudian mulai diwujudkan di Abad ke 18, saat Ilmuwan legendaris Isaac Newton menjadi pionir pengembangan aerodinamika khususnya soal Hambatan Udara tahun 1726 silam.
Dengan berbagai teori yang ditemukan soal hambatan udara tersebut, Akhirnya pada tahun 1799, Kurator sayap pesawat modern dunia – George Cayley – berhasil menemukan 4 prinsip penting dunia penerbangan, yakni Lift (Angkat), Thrust (Dorong), Weight (Berat), dan Drag (Geser)… Kemudian, Dunia penerbangan pun memberikan banyak input terhadap dunia otomotif, baik itu perkembangan aerodinamika sepeda motor hingga mobil sekalipun.
Tantangan untuk mengetahui gerakan angin di sekitar sepeda motor menjadi hal yang memusingkan bagi para engineer di tahun 1920-1930 silam, saat mereka berusaha membuat model terbaik untuk mengurangi hambatan tekanan udara. Pionir aerodinamika sepeda motor pun bermunculan, Dan yang paling tenar saat itu adalah Fernihough & Ernst Jakob Henne (Punya 76 Rekor Kecepatan Dunia), Mereka mengembangkan model fairing yang seluruh bodinya menutup motor (bahkan ridernya juga), dengan tujuan untuk memotong lajur hambatan angin secara maksimal. Hasilnya, Mereka berdua mampu menciptakan rekor fenomenal saat itu bersama BMW Supercharged 500cc – Streamlining, yang tembus 173,7 Mph (279,5 Km/h) dan bertahan selama 14 tahun tanpa ada yang mampu menyaingi… Gokil !!!!
Nah, Itulah kisah awal mula dari Model Fairing Aerodinamika pertama di Dunia, Streamliner…. Fairing untuk para penggila kecepatan.
Dustbin Fairing
Di era setelah perang dunia kedua, Para pabrikan pun mulai sadar betapa pentingnya sektor aerodinamika sebagai faktor penting dibalik kecepatan suatu motor. Akan tetapi, Model, desain dan bahan yang digunakan masih menjadi momok bagi para engineer kala itu. Mereka menganggap desain streamliner adalah metode terbaik untuk mengurangi resistensi tekanan udara. Namun masalahnya, Desain tersebut hanya cocok digunakan untuk trek lurus, alias drag, dan tentunya tidak untuk balapan sirkuit layaknya GrandPrix. Bayangin deh Bro-Sist, Gimana tuh cara belok pakai model streamliner ? EA’s Blog aja bingung, wkwkwk….
Akhirnya, Di tahun 1950 Moto Guzzi melompat satu langkah lebih maju dengan memperkenalkan model fairing terbaru, sekaligus membuktikan diri memenangkan banyak kejuaraan bersama penemuan Aerodinamika mereka tersebut. Fairing ini dibuat menggunakan material alumunium-alloy – dengan mengikuti model streamliner, Namun dengan ubahan agar rider lebih mudah mengendalikan motor saat keluar-masuk tikungan. Fairing ini dibuat dengan menutupi area depan motor, kemudian “menyelimuti” bagian mesin dan sisi samping motor. Dan pada dasarnya, Inilah cikal bakal Fairing yang bisa kita temui seperti di sekarang ini, yang dikenal dengan nama Dustbin Fairing… Salah satu yang menggunakan Dustbin Fairing dan pernah dibahas tuntas di EA’s Blog adalah Moto Guzzi V8 Ottocilindri…
Namun, Semua berubah saat negara api menyerang #eh maksudnya saat banyak Pabrikan ikutan terinspirasi oleh MotoGuzzi bersama Fairing “Lucu” nya tersebut… Kesuksesan Guzzi membuat Pabrikan lain mengikuti langkah serupa dengan menggunakan Dustbin Fairing. Sayangnya, Sedikit diantara mereka yang melakukan riset besar-besaran soal Aerodinamika layaknya Moto Guzzi. Akhirnya bisa ditebak, Kecelakaan demi kecelakaan bahkan yang berujung maut pun lantas dialami banyak pebalap era 1950 – 1957, lantaran hempasan angin samping yang mengganggu stabilitas motor itu sendiri… Hingga pada akhirnya, Di tahun 1957 penggunaan Dustbin Fairing sepenuhnya dilarang oleh FIM baik itu di ajang balap hingga motor produksi sekalipun.
Nah, Itulah perkembangan singkat Aerodinamika di Dunia Balap sejak awal pengembangan hingga ke era modern sekarang ini Brosist… Semoga bisa sedikit menambah wawasan Bro – Sist sekalian soal sejarah Aerodinamika di Dunia Balap Internasional. Oiya, jangan lupa bantu EA’s Blog share artikelnya, soalnya biasanya artikel model beginian jarang banget yang baca… Padahal bikinnya susah pake banget *Hiks * Nasib
Baca Juga yang Lainnya yaa Brosist…
Lucifer Motorcycles, Pabrikan Legendaris yang Tanpa Sihir !
Road Rash Jailbreak, Game Balap Motor Jadul Tergokil !
Tohatsu Motor, Pabrikan Legendaris Jepang yang Terlupakan !!
Pabrikan JAWA Motors, Tahukah Anda ??
Fakta Sejarah Unik, Tentang Pabrikan Roda 2 !
Meguro Motorcycle, Pabrikan Legendaris Jepang Yang Terlupakan !!
mantap kang eno.. kok agak sepi ya..
iya kang, sepi euy kalo artikel begini mah #hiks
Absen
siapp
makin kencang motor agar ban depan gak ngangkat harus menambah weelbase, namun mengurangi kelincahan motor itu sendiri.. apakah yamaha berhasil mengembangkan kecepatan? sehingga di misano kemarin YZR M1 terpaksa memakai sayap anti kerut anti bocor..
wow artikel out of the box kesukaan ijal, tapi mana yah si ijal 😀
——————
http://kobayogas.com/2015/09/14/review-harian-triumph-street-triple-r-675-got-a-pride-and-respect-from-the-brit-bike/
sayap charm anti bocor ?? wakakakakak
Aya 😀
motor berjilbab memang banyak yg cinta hehehehe, tapi kalo lecet bodynya lgsg bkin mikir , dan mencari inspirasi hahhahahha,
hahahahaa, besok pake decal apa lagi ya ? 😀
Saya baca sampai habis……
haturnuhun kang 😀
Jadi inget ack attack yang infonya bisa tembus 500++ kph 😀
Iya kang, mesinnya jejeran dua… edyaaaannn
kang punya info coefisient of drag motor motor produksi massal g? habis baca jadi penasaran kalo dibandingin mobil
pernah baca, tapi lupa nyimpen dimana itu bacannya euy….
jos infone lik..5 jempol..!
haturnuhun kang !!
gue baca kok kang… bisa nambah ilmu… 😀
siap, nuhun kang !!
Mungkin inspirasinya dari telor kali..
bahahahahahaaaa
Mungkin inspirasinya dari telor kali..
1 pertanyaan, suhu. kenapa dinamakan6 fairing Dust Bin (kalo ga salah dust bin artinya tempat sampah ya?)
cikrak kalo bahasa jawa nya
dust itu wadah pembuangan udara kotor
Tempat sampah yg isinya debu kotor, bhahahaa
Aku hadir Kok kang… nih lagi boncengan Sm adinda azani.
Mantap Mang,artikel kyk gni nich yg saya tunggu”,tp sayang lama gak mucul.
Asyik nich nambah pengetahuan tentang teknologi sepeda motor dari zaman k zaman….
buset fairing jiga kepompong kitu
Out of the box :’)
originalitas :*
gaya bahasa :’D
itulah kenapa ecu itu ngak bisa seragam,
jadi tdk ada pengembangan teknology, otak engineer jadi beku kalu sama
ada lanjutannya nggak kang eno? setelah era dustbin fairing?
😀
Ada, Fairing tulen nantinya kang 🙂
Tapi kudu beda pmbahasan, biar lebih detail 🙂
joss..tambahin yg lengkap kang eno..
syukur ada plus minusnya dari masing2 jenis fairing..lagi demen ngkiatin motor fairing soale…ehehe
keren kang.. newbie
Hebat, lama2 bisa terbang
mantap artikelnya kang! ciri khas kang eno bikin artikel lain daripada yang lain. buat penyegaran kalo lagi bosen baca berita yang itu- itu aja di warung sebelah. biarpun silent; tapi saya reader setia lho di warung kang eno.
Kang eno bahas tentang evolusi shockbreaker dong.. Kayanya belom pernah neh..
angin samping, kan melajunya ke depan kang..
angin samping, kan melajunya ke depan kang.. hihihii
Besok2 bahas evolusi part laen kang eno, kmrn2 kan soal material udh, fairing udh, bsk2 apa lg yah?
aerodinamik sama pentingnya dg performa mesin dan sistim suspensi
motor buatan china 650cc ikut balap isle of man TT :
https://sepedamotorblok.wordpress.com/2015/09/20/cf-moto-650-cc-motor-buatan-china-ikut-balap-isle-of-man-tt/#more-7888
thanks… nambah ilmu, kang eno.. 🙂
besok, mungkin evolusi rem perlu dibahas..
Bang,
Setahu sama wing sama wing let itu berbeda. Yang dijelas kan di atas itu wing, kalau winglet bisa dilihat di pucuk wing pesawat yang nekuk sedikit ke atas. Keduanya jelas memiliki fungsi yang berbeda